A Moment of Pause

Aku sebenarnya agak heran kenapa di masa internship aku sering banget sakit ini udah yang ke 3 kalinya loh, dan diantara 3 itu udah termasuk yang rawat inap Internship ini program kemenkes untuk semua dokter umum yang baru lulus dan waktunya 1 tahun

Kalo di bandingkan dengan masa pendidikan dokter umum, ini program bentar banget Preklinik 3.5 tahun, aku ga pernah sakit yang sampe ga masuk kuliah Koas 2 tahun, aku juga ga pernah sakit apalagi sampe rawat inap

Pokoknya di koas ini aku sudah bertekad kalo aku gaboleh sakit apapun yang terjadi, waktu itu aku kll dan antebrachii dextra ku hematom besoknya aku masih pergi koas, masih follow up pasien, mana itu lagi stase paru which is pasien yang ku follow up ada di lantai 2 dan aku tetap naik tangga walo rasanya hari itu badanku kaya mau retak

As long as itu kll bukan fracture masih aman artinya lanjut koas. Motto alohomora pas koas itu selama ga gcs 3 dan hemiparese masuk koas hukumnya fardhu ain. Dengan motto seperti itu nampaknya sel-sel dalam tubuhku serta jiwaku ini bekerja sama untuk membentuk pertahanan tangguh terbukti 2 tahun koas aku ga pernah ga masuk 😭

Pernah tau saat covid-19 gelombang kedua waktu itu aku masih tahun pertama koas dan di stase pediatri, semua koas di rs pendidikan di swap ulang and did you know alohomora 1 kelompok negatif covid, bahkan pandemi pun ga berselera untuk menghinggapi koas² yang coping mechanicmnya humor itu

Another quote waktu koas yang masih terngiang "mau hujan badai pun koas tetap masuk asal bukan kiamat"

Hujan sederas apapun juga bakal diterjang, pergi ke rs pake sendal dan yang nyebelin sendalku sampe hilang padahal waktu itu ku titip bentar di nurse station bangsal bedah, udah ku cari-cari tetap ga ketemu berujung di relakan walo aku ga rela

Warni warni pendidikan profesi 2 tahun yang indah untuk di kenang tidak untuk di ulang, koas 2 tahunku benar² menyenangkan walo didalamnya ada banyak keraguan dan ketakutan tapi semua masih bisa dilewati dengan selingan tawa soalnya aku sama alohomora 😭😭😭 kelompok haha hihi di sosmed di belakang mah ngeluh juga branding koas hahahihi nya berhasil wkwkkwkw mostly emang coping mechanicmnya humor sih Alhamdulillah pilihan copingnya adalah coping yang mature dan kalo di lanjut gakan mengarah ke gangguan jiwa Thxxxx alohomora 💓💓💓

Kembali ke masa internship yaa, ada lagi yang bikin aku heran di stase puskesmas aku kena varicella 😭😭😭 it was damnnn waktu koas stase IKM itu juga ada stase puskesmas dan disana aku juga ketemu pasien varicella dan aku ga terinfeksi Malahan di stase puskesmas waktu internship aku ga handle case varicella tapi temanku bilang dia dapat pasien varicella so yeaah kita menghirup udara yang sama udara pkm disitulah aku terinfeksi Aku baru ketemu case varicella disaat aku udah sembuh dari varicella hmmm Dari sini aku semakin menyadari kalo koas itu manusia super

Kembali teringat ke masa koas, stase mayor itu kan stase yang gedebak gedebuk apalagi mayor tahun kedua Ada momen ketika lelah yang di lakukan adalah menarik napas yang panjang dan dalam lalu hembuskan dengan pelan melalui mulut sembari berucap "ayo kita selasaikan ini"

Ada satu momen kocak yang masih ku ingat saat aku di stase mayor tahun pertama di minggu bangsal, aku dan temanku sangat lelah hari itu sampai-sampai ketika melihat pak madi loper tulip 3b membawa bed kami berucap "ini saat yang tepat gasih untuk kita naik ke bed itu" "pak madi please over here" dengan suara yang hanya didengar oleh aku dan temanku wkwkwkkw


Stase mayor juga adalah stase yang bikin jadwal makan ga menentu dan ofc ini bikin aku yang emang punya masalah gastrointestinal tract akan memanggil dispepsia

Tapi menariknya selama koas permasalahan GI tract ini bisa dihandle dengan baik, kalo follow up subuh kelar follow up curi-curi waktu buat sarapan sebelum MR, untungnya di bangsal itu ada acil keliling yang jualan nasi, kalo di stase bedah ada paman dubay yang bisa pesan online, lagi-lagi  makannya curi-curi waktu kalo ga sebelum MR yaa sebelum poli Gada episode aku naik ok dan mau pingsan karena belum sarapan, yang ada mau jatuh karena ngantuk sih xixixi, di ok pun ada kantin hmmm jadi kangen bakwan ok 😔

Gasterku ga sebegitu bersahabat dengan kafein tapi kalo jaga malam kami pasti minum kopi dan yaap pagi nya mual dan tentunya sebelum makan nasi, sarapan dulu antasida+simeticone yang terbungkus dalam satu tablet seukuran koin yang biasa kami sebut polysilane
(Makin tambah usia udah bisa bersahabat kok sama kafein tapi syaratnya makan dulu ehehehe dan makin kesini lebih fit sama americano getirnya ga seberapa dibanding kehidupan ehehe)


Di stase mayor yang mesti follow up pagi banget dimana ketika otw rs dijalan aku bertemu dengan para pencari nafkah
Kita sama-sama memulai hari di pagi buta bedanya mereka mencari nafkah sementara aku follow up bangsal dan masih bayar ukt ckckckckkck

Namun semua itu ga selamanya yaa, semua ada fasenya

Aku mau berterimakasih kepada diriku dimasa lalu karena sudah setangguh itu, dann juga permohonan maaf yang dalam kepada diriku dimasa lalu
Aku peduli ke orang lain, aku berempati ke orang lain tapi terlalu keras dan kejam ke diriku sendiri

In my early twenties saat melihat temanku sakit muncul kepedulian disana namun kepada diri sendiri aku ga mengizinkan diriku sakit karena bagiku kalo sakit artinya aku lemah, sama halnya dengan menangis aku juga ga mengizinkan diriku melakukannya karena bagiku itu juga artinya aku lemah walo nyatanya kadang kala air mataku sudah turun sebelum aku bisa membendungnya

Memasuki mid twenties and beyond aku menyadari kalo aku ini manusia, bukan robot
Untuk itu ku musnahkan mindset kalo aku sakit dan menangis = lemah
Karena aku manusia, yang punya redup dan terang
Aku emang sok-sok an di early twenties, matahari dan bulan aja shift-shift an untuk ngasih siang dan malam
Sementara diriku mau terus-terusan tangguh ckckkckck

Aku berhati-hati dalam berucap, terbiasa menakar kata-kata dengan lembut agar yang keluar dari mulutku tidak menyakiti orang lain
Tapi ke diri sendiri? Seringkali aku jadi lawan, bukan kawan
Kritikan tajam, penghakiman, penyalahan
Padahal diri ini adalah satu-satunya teman yang akan selalu ada dari awal sampai akhir


Maka dari itu in my mid twenties and beyond aku izinkan diriku untuk merasa sakit dan menangis sebanyak yang ku mau
Menangis bukan berati lemah,tapi sebuah proses membasuh luka dan ekspresi dari rasa sakit

Dan aku juga layak mendapat kata-kata yang lembut dari orang yang paling dekat yaitu diriku sendiri, aku juga sedang membangun ruang aman tanpa penghakiman, kritikan tajam dan penyalahan di dalam diriku


Serta aku mengizinkan diriku untuk mengambil jeda dan beristirahat


Dariku yang sekarang sudah bisa memberi belas kasih untuk diriku sendiri, memeluk dan menggenggam erat diriku yang pernah keras dan kejam itu




Komentar

Postingan Populer