A gentle shift
Aku mulai jadi pendengar juicy luicy di tahun 2020 lagu pertama yang ku dengar itu adalah "tanpa tergesa", tapi yang paling bikin aku ngerasa liriknya masuk ke relungku di lagu "lantas"
Satu album sentimental aku hapal semua Sebagian besar emosiku diwakili oleh lagu² mereka jadi tiap kali ku putar disana bercampur segala emosi dari marah, kesal, sedih, kecewa, takut
Aku berharap bisa datang ke konsernya. Kemudian baru terwujud di tahun 2023, itu konser pertamaku, aku ingat semua list lagu yang dibawakan, masih ada emosi disana tapi ga seintens 1-2 tahun sebelumnya
Lalu di 2024 aku pergi lagi ke konsernya dan kali ini dengan album terbaru "non fiksi" disini aku heran sebab lagu-lagu di album sentimental udah ga membawa emosi lagi saat dinyanyikan
Kalo diingat-ingat dulu waktu aku mention juicy luicy orang-orang banyak ga tau, waktu aku request mawar jingga, respon yang keluar "itu lagu apa" Namun sekarang udah begitu mudah ketemui, lagu-lagu mereka terputar di beberapa cafe yang pernah ku datangi
Ada segelintir rasa bangga karena karena sudah banyak yang tau juicy luicy
Aku memperlakukan musik sebagai delegasi emosi, jadi ketika musik udah ga ada relevansi emosi maka aku cenderung ga menyetel nya lagi, bukan karena ga suka namun emang fasenya udah lewat aja
Begitu pula dengan juicy luicy dulu aku ngebet banget untuk pergi ke konsernya terus sampe bisa nemu "tak terbaca" di live consert
Tapi makin kesini ku rasa, aku udah ga perlu itu, kalo pun tak terbaca di setel di cafe ato dimana pun itu, saat ku dengar aku udah ga punya beban emosional yang ingin ku lepas, almost di semua lagu mereka udah bisa ku dengar dan ku nyanyikan dalam keadaan netral
Kalo suatu hari aku punya kesempatan untuk ke konser juicy luicy lagi itu akan jadi sebuah perayaan bukan lagi pelampiasan
Sekarang aku justru lebih suka dengerin musik intrumental especially piano, itupun piano minimalist, yang punya repetisi tapi ga bikin jenuh, yang tiap denting membawa aku ke suasana calm, relax and peace
Piano minimalist jadi teman setia ku dalam journalling, mengurai isi kepala ketika sedang overwhelm, memproses emosi sebelum aku tenggelam
Kalo dulu peluapan emosi yang ku pilih adalah dengan pergi ke konser dan nyanyi sekencang mungkin
Sekarang aku lebih suka mengurai nya dalam bentuk jurnal refleksi yang bisa ku kunjungi tiap kali pergantian waktu untuk sekedar tau "sudahkah aku memproses kejadian ini?" Ato "jangan² masih jadi beban emosional?"
Komentar
Posting Komentar