life just began in 25
Aku menghilang lagi, aku sembunyi lagi
bukan sedang ingin dicari, namun aku sedang berusaha menemukan
dalam pengasingan ini aku menemui tenang
selain untuk menemui tenang menghilang juga membawaku untuk menggali lebih jauh seluk beluk diriku sekaligus bentuk ngambek pada dunia wkwkwk walo nyatanya dunia juga ga peduli, tiap orang pun sibuk dengan hidupnya masing-masing
aku tetap menyukai momen sembunyi ini sebab dimomen inilah aku belajar memproses dan meregulasi segala bentuk emosi
akhir-akhir ini tepatnya minggu lalu ada hal yang benar-benar membuatku kesal
perkara beda prinsip dalam memandang proses penantian teman hidup
di usia ini aku menyadari semakin banyak orang-orang disekitarku mulai kuatir, mulai bertanya-tanya kapan gilirannya, juga bertanya-tanya kurang nya apa sampai-sampai belum ada yang mendekat
aku timpali dengan "ketika kamu mencari justru hal itu akan semakin jauh, alangkah baiknya kamu fokus ke hidupmu"
namun yang aku dapati "fokus sama hidup mau sampai kapan, sampai jadi perawan tua"
"diumur segini sudah banyak yang mempertanyakan bahkan sampai orang tua"
mereka serasa didesak
setelah obrolan di kafe itu aku semakin menyadari manusia itu beragam yaa, namun sedihnya gada satupun diantara orang-orang disana yang memiliki value tentang teman hidup yang sama dengan ku
dari penelaah ku mereka semua kuatir, mereka justru mempertanyakan kekurangan mereka dimana, mereka justru bertanya "aku sejelek itukah sampai gada yang mau"
kemudian aku timpali lagi dengan kabar temanku yang sama sekali ga punya track record dengan sama cowok tapi baru aja dilamar dan bentar lagi akan menikah
yang aku dapati justru kalimat semacam ini
"ooh pantes aja dia kan menarik"
"behelnya itu bersinar"
"dia mah cantik"
reaksi mereka berbanding terbalik dengan reaksiku saat mendapati kabar itu
aku senang ketika tau kabar itu sekalgus takjub dengan baiknya Tuhan mengatur pertemuan
lagi-lagi aku kembali menyadari kalo aku gabisa memaksakan nilai-nilai hidup yang aku punya ke orang lain, dan aku juga gamau mengikuti nilai hidup yang mereka punya
aku ga akan mau lagi menimpali obrolan mereka terkait teman hidup, aku akan bungkam aja, aku sedih ternyata selama ini aku dianggap menutup mata dengan mempertahankan prinsip yang aku punya
aku akan tetap bersama prinsipku, bukan hanya menutup mata aku juga menutup telinga
aku kesal dengan obrolan terkait teman hidup yang dilontarkan oleh orang-orang di kafe itu, bagi mereka seakan umur 25 itu sudah begitu tua
dari persepsiku itu engga, justru umur 25 adalah momen aku memulai hidup
aku gamau ikutan resah seperti mereka
sebab dari segi kehidupan jelas berbeda
ada banyak hal yang baru aku mulai di umur ini
ada banyak hal yang mesti aku selesaikan di umur ini
trauma masa lalu yang sampai kini aku masih struggle
aku mau bisa menyokong diriku, memberi cinta kasih yang banyak kepadanya, sehingga aku ga punya ruang untuk merasa ga pantas dan agar ga muncul pertanyaan "aku sejelek itu kah"
aku mau terus bisa memberikan validasi internal untuk semua emosi yang aku rasakan
aku mau menerima diriku sebaik mungkin, memberi peluk hangat, dan ucapan terimakasih yang banyak untuk setiap hal yang dilakukannya walo kecil
Komentar
Posting Komentar