How i entering medical faculty [Chapter I]

Alhamdulillaah bisa nulis lagi, gak kerasa yaa semester depan semester 7. Semester terakhir di pre klinik dan tahun depan 2021 masuk Koas InshaAllah. Mahasuci Allah yang udah mengantarkan diri ini ke jalan ini, dan memudahkan setiap langkah. Kali ini mari kita flashback cerita di balik menuju Fakultas impian ini, Bismillaah


Haiii bagi yang belum kenal mari kenalan, aku ami sebagian juga memanggilku azmi, atau rahmi yang jelas nama lengkap ku Rahmimi Azmi terserah kau mau manggil yang mana, aku dilahirkan di kalimantan selatan, namun tumbuh dan dibesarkan di kalimantan Tengah, tepatnya kota manuwu Tamiang Layang, terlahir di keluarga yang hidup sederhana namun penuh cinta alhamdulillah, anak sulung dari tiga bersaudara. Belasan tahun lalu saat anak ini duduk di bangku sekolah dasar dan ditanya apa cita-cita mu? dengan santai dan bangga anak ini menjawab "saya mau jadi dokter" dengan bermodal pengetahuan tentang seperti apa dokter itu dari nontonan televisi yang ia lihat tanpa tau esensi lebih mendalam tentang profesi ini. Dan respon orangtua masih biasa saja saat tau anaknya mau jadi dokter, yaa maklum profesi dokter memang memang kerap jadi cita-cita masa kecil banyak orang, dan juga orangtua berpikir seiring berjalan nya waktu mungkin saja keinginannya berubah.

Beberapa tahun berlalu tepatnya di tahun 2011 anak ini lulus dari sekolah dasar, dan menuju jenjang selanjutnya ia memilih masuk MTs, dan ternyata mimpi yang ia genggam sedari kecil masih sama, dan orangtuanya kembali bertanya mau jadi apa nanti, "dokter" jawabnya, kedua orangtuanya bilang "mahal itu biaya nya, cari jurusan lain aja yaa". Anak ini siih iya iyaa aja karena lulus Mts juga belum.

Mari mengulik cerita kehidupan dijaman Mts ini. Bisa dibilang masa Mts ini adalah masa terkelam yang aku lalui, mulai dari cinta bertepuk sebelah tangan, dikhianati teman sampai aku tidak percaya persahabatan itu ada, di rendahkan dan dianggap gak ada oleh orang dilingkaran pertemanan sendiri, sampai-sampai rasanya berat tuk pergi kesekolah, maunya cepat-cepat pulang untungnya waktu itu aku gak sampe depresi. Disaat itu aku bukanlah orang yang percaya diri insecure lah kalo sekarang kita nyebutnya bahkan ni ya buat jalan menuju kelas aaja aku nunduk saking malunya, disaat itu aku bukanlah orang yang bisa menerima diriku apa ada nya, aku belum kenal selflove, tidak peduli penampilan dan selalu memikirkan penilaian orang lain terhadap ku di zaman Mts adalah masa penuh kebuluqan yang haqiqi wkwk. Masuk ke cerita mengapa ku sebut masa ini masa kelam, awalnya waktu masih kelas 7 semua baik-baik saja, sampai di kelas 8-9 pengalaman pahit dan menyakitkan berlangsung,sampai saat inipun masih jelas terasa ucapan menyakitkan dari mulut-mulut yang tidak mengecap dulu ucapan nya sebelum dikeluarkan, sakiit perih sampe rumah biasanya nangis aja dan ga ada temen curhat, huhuhu poor Amii ;( FYI aku belum kenal dekat dengan pelipur lara pembawa bahagia apalagi kalo bukan Ayat-ayat cinta dari Tuhan Yang Maha Cinta "Al-Quran.
yang selalu kulakukan saat itu ialah memberi ucapan penguatan ke dalam diri "sabar mii bentar lagi lulus kok, yang kuat ya" sebenernya masih panjang cerita kelam ini, kalo diceritain semua ntar kepanjangan kan ini tulisan tentang bagaimana perjalanan menuju ke FK ehehe, nanti deh aku ceritain lebih lanjut tentang bagaimana bangkit dari ketepurukan dan menemukan the new version of me, nanti aku ceritain panjang kali lebar di seminar yang mana aku jadi main speakernya InshaAllah, dan juga dibuku yang aku penulisnya InshaAllah.


Lanjuut kita yaa
Ditahun 2014 anak ini lulus dari Mts dan melanjutkan ke sekolah dikampungnya yang mana sekolah ini bukan sekolah favorit dikampungnya, bisa dibilang minat siswa yang mau meneruskan pendidikan nya disini sedikit, entah mengapa demikian mungkin mereka merasa sekolah ini kurang keren atau bagaimana tapi yang jelas teman seangkatan ku banyak yang daftar SMA ketimbang MAN. Jujur aku adalah orang gak percaya diri dimasa lalu, , salah satu alasan milih masuk MAN adalah karena daku anak yang B aja, gak tau fesyen, gak tau make up, gak peduli penampilan, sementara yang ku tau siswa SMA yang dikampung ku gaya nyaa beuuh paraah, disaat gak sengaja melihat mereka dalam hatiku berkata " duuh kalo masuk sini yang ada aku mati gaya, mana cakep-cakep lagi orangnya, takut gak punya teman akutu" ini tidak bermaksud menyinggung yang memilih SMA ketimbang MAN, ataupun meremehkan MAN yaa ini murni bercerita pengalaman. Sedang alasan utama ku masuk MAN karena aku mau tetap dapat asupan pembelajaran agama Islam yang luas, sepertinya halnya di Mts, dengan bersekolah diMAN  aku masih bisa merasakan tiap pagi membacakan surah yaasin bersama satu kelas, shalat zhuhur berjamaah, belajar lagi Al-Quran hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih, sejarah kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.






Komentar

Postingan Populer